Selasa, 19 April 2011

Beberapa Penyakit Yang Menyerang Pencernaan


Berikut ini aadalah beberapa penyakit pada ternak yang menyerang pencernaan
Gangguan Pencernaan Rumen sarat/konstipasi (Sembelit)
  1. Penyebab: perubahan pakan mendadak, pakan serat kasar, kurang minum, kelelahan, suhu tinggi karena infeksi.
  2. Gejala: sapi ambruk/pasif, perut membesar, hipersalivasi, dehidrasi, eksp. rektal feses mengeras, nafas cepat.
  3. Terapi:
  • Purgativa (Magnesium sulfat).
  • Pakan diberi hijauan dan air minum
  • Pola peternak: minuman kopi, kencur, jahe, garam inggris
Bloat/Kembung
  1. Penyebab: faktor pakan (tan. muda, leguminosa, konsentrat terlalu tinggi, urea tinggi) & faktor hewan (kepekaan hewan/genetik)
  2. Gejala: perut menggelembung, intake makan & minum menurun, sapi pasif/ambruk, nafas cepat & dangkal.
  3. Terapi: antibloat (dimeticone), minyak goreng (oral), vitamin (supportif), trokar.
Diare
  1. Penyebab: Bakteri (salmonella, clostridium, E coli), virus (rota/corona, BVD, parvo virus), Protozoa, Parasit.
  2. Gejala: tinja banyak & encer, anus kotor, dehidrasi, kelemahan dan kematian.
  3. Terapi: Disesuaikan dengan penyebabnya
  • Penggantian cairan tubuh
  • Pemberian antibiotik (bakteri/virus)
  • Pemberian vitamin (supportif)

Cacingan
  1. Penyebab: cacing gilig, cacing pita & cacing pipih.
  2. Gejala: lemah, kurus, bulu kusam, diare (campur darah), kelemahan, pertumbuhan lambat, kematian.
  3. Terapi:
  • Pemberian obat cacing dan ulangannya (Albendazole, Piperazine).
  • Sanitasi & kebersihan (pakan, minum, kandang & lingkungannya).
  • Minimalisir siput
Baca selengkapnya UPTD Perbibitan Ternak Bantaeng

PROGRAM KESEHATAN SAPI POTONG


BETINA
  • Tes darah terhadap Brucellosis
  • Pemberian Vitamin
  •  Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas perternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Trichomonas calon pedet; Vibriosis ; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus ; Anaplasmosis.
  • Pemberian obat cacing
  • Kontrol terhadap parasit luar
PEJANTAN
  • Pemeriksaan Umum : postur tubuh, mata, alat reproduksi dan kualitas serta kuantitas sperma
  •  Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas peternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Vibriosis; Clostridium (Blackleg); Anaplasmosis.
  •  Pemberian Vitamin
  •  Pemberian obat cacing
  •  Kontrol terhadap parasit luar
DARA
  • Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas perternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Trichomonas calon pedet; Vibriosis; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus.
  •  Pemberian Vitamin
  •  Pemberian obat cacing
  •  Kontrol terhadap parasit luar
PEDET
Umur 2-4 bulan
  •  Vaksinasi : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Pasturella hemolytica; Vibriosis ; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus.
  •  Pemberian obat cacing
  •  Kontrol terhadap parasit luar
  •  Kastrasi untuk pedet jantan setelah itu diberi implan pertumbuhan.
Umur sapih (6-8 bulan)
  •  Vaksinasi : IBR, PI3, BVD, BRSV ; Leptospirosis; Pasturella hemolytica; Vibriosis, Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus; Brucellosis.
  •  Pemberian Vitamin
  •  Pemberian obat cacing
  •  Kontrol terhadap parasit luar
Baca selengkapnya UPTD Perbibitan Ternak Bantaeng

Senin, 18 April 2011

Beberapa Penyakit Pada Sapi dan Pengendaliannya


Penyakit antraks
Penyebabnya adalah Bacillus anthracis yang menular melalui kontak langsung,
makanan/minuman atau pernafasan.
Gejalanya adalah (1) demam tinggi, badan lemah dan gemetar; (2) gangguan pernafasan; (3) pembengkakan pada kelenjar dada, leher, alat kelamin dan badan penuh bisul; (4) kadang-kadang darah berwarna merah hitam yang keluar melalui hidung, telinga, mulut, anus dan vagina; (5) kotoran ternak cair dan sering bercampur darah; (6) limpa bengkak dan berwarna kehitaman.
Pengendaliannya adalah vaksinasi, pengobatan antibiotika, mengisolasi sapi yang
terinfeksi serta mengubur/membakar sapi yang mati.


Penyakit mulut dan kuku (PMK) atau penyakit Apthae epizootica (AE)
Penyebab: virus ini menular melalui kontak langsung melalui air kencing, air susu, air liur dan benda lain yang tercemar kuman AE.
Gejala: (1) rongga mulut, lidah, dan telapak kaki atau tracak melepuh serta terdapat tonjolan bulat berisi cairan yang bening; (2) demam atau panas, suhu badan menurun drastis; (3) nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali; (4) air liur keluar berlebihan.
Pengendalian: vaksinasi dan sapi yang sakit diasingkan dan diobati secara terpisah.

Penyakit ngorok/mendekur atau penyakit Septichaema epizootica (SE)
Penyebab: bakteri Pasturella multocida. Penularannya melalui makanan dan minuman yang tercemar bakteri.
Gejala: (1) kulit kepala dan selaput lendir lidah membengkak, berwarna merah dan kebiruan; (2) leher, anus, dan vulva membengkak; (3) paru-paru meradang, selaput lendir usus dan perut masam dan berwarna merah tua; (4) demam dan sulit bernafas sehingga mirip orang yang ngorok. Dalam keadaan sangat parah, sapi akan mati dalam waktu antara 12-36 jam.
Pengendalian: vaksinasi anti SE dan diberi antibiotika atau sulfa.

Penyakit radang kuku atau kuku busuk (foot rot)
Penyakit ini menyerang sapi yang dipelihara dalam kandang yang basah dan kotor.
Gejala: (1) mula-mula sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh; (2) kulit kuku mengelupas; (3) tumbuh benjolan yang menimbulkan rasa sakit; (4) sapi pincang dan akhirnya bisa lumpuh.

Pengendalian
Pengendalian penyakit sapi yang paling baik menjaga kesehatan sapi dengan
tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan sapi adalah:
1.     Menjaga kebersihan kandang beserta peralatannya, termasuk memandikan sapi.
2.       Sapi yang sakit dipisahkan dengan sapi sehat dan segera dilakukan
pengobatan.
3.       Mengusakan lantai kandang selalu kering.
4.  Memeriksa kesehatan sapi secara teratur dan dilakukan vaksinasi sesuai petunjuk.

Baca selengkapnya UPTD Perbibitan Ternak Bantaeng

BROSUR KOMPOS

Baca selengkapnya UPTD Perbibitan Ternak Bantaeng

BROSUR BIOGAS

Baca selengkapnya UPTD Perbibitan Ternak Bantaeng

TEKNIK PEMBUATAN PUPUK PUPUK ORGANIK SEMPROT


Pupuk organik kompos selain digunakan untuk melapisi tanah, bisa dibuat dalam bentuk cair untuk disemprotkan ataupun dipakai bersamaan dengan saat penyiraman tanaman. Untuk membuat pupuk organik semprot dengan hasil 10 liter, digunakan bahan-bahan sebagai berikut. 
  • Pupuk kandang dengan berat 2kg.
  • Bekatul secukupnya, kira-kira setengah kilogram.
  • Larutan gula setengah liter.
  • CM yang bisa dibeli di pasaran dengan jumlah 100cc.
  • Air untuk menghomogenkan sejumlah 15 liter.
  • Nutrisi dari pupuk-pupuk kimia bila diperlukan secukupnya.
Pembuatan
  • Tempatkan pupuk kandang dalam ember dan dituangi air mendidih sejumlah 15 liter, biarkan hingga menjadi hangat.
  • Ambil cairan dari larutan tersebut dengan cara disaring.
  • Bila cairan telah dingin, masukkan bekatul, larutan gula, CM, dan nutrisi. Aduklah hingga homogen.
  • Berikan aerator aquarium pada cairan tersebut, hidupkan aerator selama 4 hingga 5 hari.
  • Gunakan pupuk tersebut dengan terlebih dahulu mengencerkannya 200 kali. 1 liter pupuk organik semprot dicampur dengan air hingga 200 liter.
Baca selengkapnya UPTD Perbibitan Ternak Bantaeng

Minggu, 17 April 2011

CARA PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DENGAN "PROMI"


Perkembangan teknologi dalam pembuatan kompos atau pupuk organik mengalami kemajuan sangat pesat. Penemuan-penemuan bio aktivator sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik semakin banyak. Salah satu diantaranya adalah dengan PROMI (Promoting Microbes) atau mikroba-mikroba pengkaya.
Langkah-langkah pembuatan pupuk kompos dengan promi adalah sebagai berikut :
1.       Menyiapkan alat dan bahan.
Alat yang digunakan adalah  :
a.              Ember/bak air
b.             Gembor
c.              Cetakan dari bamboo/kayu
d.             Plastik penutup/terpal
Bahan yang diperlukan adalah :
a.              kotoran ternak minimum 40%
b.             bahan organik lain misalnya jerami, daun daunan dan limbah rumah tangga
c.              air
d.             promi
2.       Cara Pembuatan
a)              Buat tumpukan bahan bahan kompos ( jika mengunakan jerami sebaiknya jerami dicacah sehingga ukurannya menjadi kecil)
b)              masukan air ke dalam bak/ember (volume air kurang lebih 300 liter air setiap 1 ton bahan)
c)              Larutkan PROMI ke dalam bak sesuai dosis yang diperlukan secara merata.
d)              Siramkan larutan PROMI pada setiap lapis secara merata sampai lapisan terakhir.
e)              Buka cetakan setelah bahan penuh kemudian tutup rapat dengan plastik.
f)               Tutup dengan terpal
g)              Biarkan dan amati selama 2 - 4 minggu.
Dosis PROMI :
pembuatan setiap ton bahan kompos membutuhkan 0,5 kg PROMI atau sekitar 170 gram A, 170 gram T dan 170 gram P
Baca selengkapnya UPTD Perbibitan Ternak Bantaeng